PSIKOTERAPI
Pengertian dari psikoterapi
Psikoterapi mempunyai arti sederhana, yakni “psyche” yang artinya jelas yaitu “mind” atau sederhananya: jiwa dan “therapy” mengasuh, sehingga psikoterapi dalam arti sempitnya adalah “perawatan terhadap aspek kejiwaan” seseorang.
Tujuan dari psikoterapi adalah
Tujuan dari psikoterapi secara khusus dari beberapa metode dan teknik psikoterapi yang banyak peminatnya, dari dua orang tokoh yakni Ivey, et al (1987) dan Corey (1991) :
  1. Menyusun sintesis yang baru dari konflik-konflik yang lama.
  2. Tujuan psikoterapi dengan pendekatan psikodinamik, menurut Ivey, et al (1987): membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari. Rekonstruksi kepribadiannya dilakukan terhadap kejadian-kejadian yang sudah lewat dan menyusun sintesis yang baru dari konflik-konflik yang lama.juan psikoterapi dengan pendekatan psikoanalisi, menurut Corey (1991): membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari. Membantu klien dalam menghidupkan kembali pengalaman-pengalaman yang sudah lewat dan bekerja melalui konflik-konflik yang ditekan melalui pemahaman intelektual.
  3. Tujuan psikoterapi dengan pendekatan Rogerian, terpusat pada pribadi, menurut Ivey, et al (1987): untuk memberikan jalan terhadap potensi yang dimiliki seseorang menemukan sendiri arahnya secara wajar dan menemukan dirinya sendiri yang nyata atau yang ideal dan mengeksplorasi emosi yang majemuk serta memberi jalan bagi pertumbuhannya yang unik.
  4. Tujuan psikoterapi pada pendekatan terpusat pada pribadi, menurut Corey (1991): untuk memberikan suasana aman, bebas, agar klien mengeksplorasi diri dengan enak, sehingga ia bisa mengenai hal-hal yang mencegah pertumbuhannya dan bisa mengalami aspek-aspek pada dirinya yang sebelumnya ditolak atau terhambat.
  5. Tujuan psikoterapi dengan pendekatan behavioristik, menurut Ivey, et al (1987): untuk menghilangkan kesalahan dalam belajar dan untuk mengganti dengan pola-pola perilaku yang lebih bisa menyesuaikan.
  6. Sehubung dengan terapi behavioristik ini, Ivey, et al (1987) menjelaskan mengenai tujuan pada terapi kognitif-behavioristik, yakni: menghilangkan cara berfikir yang menyalahkan diri sendiri, mengembangkan cara memandang lebih rasional dan toleran terhadap diri sendiri dan orang lain.
  7. Corey (1991) merumuskan mengenai kognitif-behavioristik dan sekaligus rasional-emotif terapi dengan: menghilangkan cara memandang dalam kehidupan pasien yang menyalahkan diri sendiri dan membantunya memperoleh pandangan dalam hidup secara rasional dan toleran.
  8. Tujuan psikoterapi dengan metode dan teknik Gestalt, dirumuskan oleh Ivey, et al (1987): agar seseorang menyadari mengenai kehidupannya dan bertanggung jawab terhadap arah kehidupan seseorang.
  9. Corey (1991) merumuskan tujuan terapi Gestalt: membantu klien memperoleh pemahaman mengenai saat-saat dari pengalamannya. Untuk merangsang menerima tanggung jawab dari dorongan yang ada di dunia dalamnya yang bertentangan dengan ketergantungannya terhadap dorongan-dorongan dari dunia luar.

Dapat disimpulkan bahwa beberapa tujuan psikoterapi antara lain :
  1. Perawatan akut (intervensi krisis dan stabilisasi)
  2. Rehabilitasi (memperbaiki gangguan perilaku berat)
  3. Pemeliharaan (pencegahan keadaan memburuk dijangka panjang)
  4. Restrukturisasi (meningkatkan perubahan yang terus menerus kepada pasien)
Unsur-unsur psikoterapi adalah :
Masserman (Karasu 1984) telah melaporkan tujuh “parameter pengaruh” dasar yang mencakup unsur-unsur lazim pada semua jenis psikoterapi. Dalam hal ini termasuk :
  1. Peran sosial (martabat) psikoterapis,
  2. Hubungan (persekutuan terapeutik),
  3. Hak,
  4. Retrospeksi,
  5. Re-edukasi,
  6. Rehabilitasi,
  7. Resosialisasi dan rekapitulasi.

PERBEDAAN ANTARA KONSELING DAN PSIKOTERAPI
KONSELING
PSIKOTERAPI
    1.    Klien
    1.    Pasien
    2.    Gangguan yang kurang serius
    2.    Gangguan yang serius
    3.    Masalah: Jabatan, Pendidikan, dsb
    3.  Masalah kepribadian dan pengambilan
          keputusan
    4.    Berhubungan dengan pencegahan
    4.    Berhubungan dengan penyembuhan
    5.  Lingkungan pendidikan dan non medis
    5.    Lingkungan medis
    6.    Berhubungan dengan kesadaran
    6.    Berhubungan dengan ketidaksadaran
    7.    Metode pendidikan
    7.    Metode penyembuhan







Psikoanalisis
Teori psikoanalisis
Sigmund Freud mengemukakan bahwa kehidupan jiwa memiliki tiga tingkat kesadaran, yakni sadar (conscious), prasadar (preconscious), dan tak-sadar (unconscious). Topografi atau peta kesadaran ini dipakai untuk mendiskripsi unsur cermati (awareness) dalan setiap event mental seperti berfikir dan berfantasi. Sampai dengan tahun 1920an, teori tentang konflik kejiwaan hanya melibatkan ketiga unsur kesadaran itu. Baru pada tahun 1923 Freud mengenalkan tiga model struktural yang lain, yakni id, ego, dan superego. Struktur baru ini tidak mengganti struktur lama, tetapi melengkapi/menyempurnakan gambaran mental terutama dalam fungsi atau tujuannya.
Konsep dasar teori psikoanalisis
Psikoanalisis adalah sebuah model perkembangan kepribadian, filsafat tentang sifat manusia, dan metode psikoterapi.
Adapun Konsep Utama dalam Psikoanalisa :
1.      Struktur Kepribadian
-          Id adalah komponen biologis, system kepribadian yang orisinil; kepribadian setiap orang hanya terdiri dari id ketika dilahirkan. Id bersifat tidak logis, amoral, dan di dorong oleh suatu kepentingan.
-          Ego adalah komponen psikologis, eksekutif dari kepribadian yang memerintah, mengendalikan, dan mengatur. Ego memiliki kontak dengan dunia eksternal dari kenyataan. Tugas utama ego adalah memperantarai naluri dengan lingkungan sekitar. Ego mengendalikan kesadaran dan melaksanakan sensor, dengan diatur oleh asas kenyataan, ego berlaku realistis dannberfikir logis serta merumuskan rencan-renacana tindakan bagi pemuasaan kebutuhan.
-          Superego adalah cabang moral atau hokum dari kepribadian. Superego memiliki tugas utama yaitu menilai apakah suatu tindakan baik atau buruk, pantas atau tidak pantas untuk dilakukan, benar atau salah. Superego mempreesentasikan nilai-nilai tradisional dan ideal-ideal masyarakat yang diajarkan oleh orang tua pada anaknya.
2.   Pandangan tentang sifat manusia
Pandangan Freudian tentang sifat manusia pada dasarnya pesimistik, deterministic, mekanistik, dan reduksionistik. Menurut Freud, manusia dideterminasi oleh kekuatan irasional, motivasi-motivasi tidak sadar, kebutuhan-kebutuhan dan dorongan-dorongan biologis dan naluriah, dan peristiwa-peristiwa psikoseksual yang terjadi selama lima tahun pertama dari kehidupan.
3.   Kesadaran dan ketidaksadaran
Ketidaksadaran dipelajari melalui tingkah laku, pembuktian secara klinis guna membuktikan konsep ketidaksadaran yang mencakup mimpi-mimpi, salah ucap atau lupa, sugesti-sugesti pascahipnotik, bahan-bahan yang bersal dari teknik asosiasi bebas, dan bahan yang berasal dari teknik proyektif.
Bagi Freud, kesadaran merupakan bagian terkecil dari keseluruhan jiwa. Seperti gunung es yang mengapung dimana bagian terbesarnya berada di bawah permukaan air, bagian jiwa yang terbesar berada di bawah permukaan kesadaran.
Sasaran terapi psikoanalitik adalah membuat motif tak sadar menjadi disadari, sebab hanya ketika menyadari motifnya individu bisa melakasanakan pilihan.   
4.   Kecemasan
adalah suatu keadaan tegang yang memotivasi individu untuk berbuat sesuatu. Kecemasan ada tiga, yaitu.
Humantistik eksistensial

Terapi Humanistik
Tokoh nya antara lain Carl Rogers. Terapi-terapi humanistik-eksistensial memusatkan pada pengalaman-pengalaman dasar. Tarapi ini juga memusatkan perhatian pada apa apa yang dialami pasien pada masa sekarang –“di sini dan kini”- dan bukan pada masa lampau. Tapi ada kesamaan antara terapi psikodinamik dengan terapi humanistic, yakni kedua-duanya menekankan bahwa peristiwa-peristiwa dan pengalaman-pengalaman masa lampau dapat mempengaruhi tingkah laku dan persaan-perasaan individu sekarang, dan kedua-duanya berusaha memperluas pemahaman diri dan kesadaran diri pasien. 

Teknik-teknik Terapi Humanistik
1.       Person-Centered Therapy (Carl R. Rogers)
2.      Gestalt Therapy (Fritz Perls)
3.      Transactional Analysis (Eric Berne)
4.      Rational-Emotive Therapy (Albert Ellis
5.      Existential Analysis (Rollo May, James F. T. Bugental) dan Logotherapy (Viktor Frankl)


 Langkah-langkah dalam proses terapi
Karena pendekatan eksistensial tidak memiliki metodologi, maka sulit mengemukakan langkah-langkah terapeutik yang khas. Dengan tidak adanya metodologi, maka para terapis eksistensial sering mengambil metode dan prosedur dari pendekatan-pendekatan terapi lainnya, seperti metode dan prosedur dari terapi gestalt, analisis transaksional, dan psikoanalisis yang diidntegrasikan dalam pendekatan eksistensal. Metode dan prosedur yang digunakan mereka juga sangat bervariasi, tidak hanya dari pasien yang satu kepada pasien yang lain tetapi juga dari fase yang satu ke fase yang lain terhadap pasien yang sama.
Tujuan terapi
Memiliki tujuan mengembalikan individu kepada pemikiran autentik tentang dirinya. Tanggung jawab personal terhadap diri, perasaan, perilaku, dan pilihan ditekankan. Individu didorong untuk hidup sepenuhnya pada masa kini dan memandang masa depan.


Kelebihan
1. Bersifat pembentukan kepribadian, hai nurani, perubahan sikap, analisis terhadap fenomena social
2. Pendekatan terapi eksistensial lebih cocok digunakan pada perkembangan klien seperti masalah karier, kegagalan dalam perkawinan, pengucilan dalam pergaulan antaupun masa transisisi dalam perkembangan dari remaja menjadi dewasa.

Kekurangan
1. Pendekatan ini kurang sistematis pada prinsip-prinsip dan praktek terapi.
2. Beberapa penulis eksistensialisme menggunakan konsep abstrak atau global dan samar-samar. Sulit untuk dipegang.
3. Memiliki keterbatasan penerapan pada kasus level keberfungsian klien yang rendah, klien yang ekstrem yang membutuhkan penanganan secara langsung
4. Proses terapi membutuhkan waktu yang panjang dan ketidakpastian kapan berakhir, berapa jam dan berapa kali pertemuan. 
Konsep dasar pendangan rogers  kepribadian


Tugas tulisan
Contoh kasus dari teori Humanstik  :
andy seorang mahasiswa, mungkin melihat dirinya sebagai dokter masa depan, tetapi  nilainya yang dikeluarkan dari sekolah kedokteran ternyata dibawah rata-rata. Perbedaan antara dengan apa Leon melihat dirinya (konsep diri) atau bagaimana ia ingin melihat dia (ideal konsep diri) dan realitas kinerja akademis yang buruk dapat menyebabkan kegelisahan dan kerentanan pribadi, yang dapat memberikan motivasi yang diperlukan untuk masuk terapi. Leon harus melihat bahwa ada masalah atau tidak pada dirinya. Leon pesimis untuk menghadapai penyesuaian psikologis untuk mengeksplorasi perubahan dirinya. Konseling berlangsung, klien dapat mengeksplorasi lebih luas keyakinannya dan perasaan (Rogers, 1967). Mereka dapat mengekspresikan ketakutan mereka, rasa bersalah kecemasan, malu, kebencian, kemarahan, dan lain sebagainya. emosi telah dianggap terlalu negatif untuk menerima dan memasukkan ke dalam diri mereka. Dengan terapi, orang disortir kurang dan pindah ke penerimaan yang lebih besar dan integrasi perasaan yang saling bertentangan dan membingungkan. Mereka semakin menemukan aspek dalam diri mereka yang telah disimpan tersembunyi.
Sebagai klien merasa dimengerti dan diterima, mereka menjadi kurang defensif dan menjadi lebih terbuka terhadap pengalaman mereka. Karena mereka merasa lebih aman dan kurang rentan, mereka menjadi lebih realistis, menganggap orang lain dengan akurasi yang lebih besar, dan menjadi lebih mampu untuk memahami dan menerima orang lain. Individu dalam terapi datang untuk menghargai diri mereka lebih seperti mereka, dan perilaku mereka menunjukkan lebih banyak fleksibilitas dan kreativitas. Mereka menjadi kurang peduli tentang memenuhi harapan orang lain, dan dengan demikian mulai berperilaku dengan cara yang lebih benar untuk diri mereka sendiri. Mereka bergerak ke arah yang lebih berhubungan dengan apa yang mereka alami pada saat ini, kurang terikat oleh masa lalu, kurang ditentukan, lebih bebas untuk membuat keputusan, dan semakin percaya diri masuk untuk mengelola kehidupan mereka sendiri.
Dari contoh kasus Leon dapat diambil kesimpulan bahwa salah satu alasan klien mencari terapi adalah perasaan tidak percaya diri, dan ketidakmampuan untuk membuat keputusan atau secara efektif mengarahkan hidup mereka sendiri. Leon diarahkan supaya melihat kepotensian diri dia yang sebenarnya, terapi difokuskan ke saat yang sekarang agar Leon dapat melanjtukan hidupnya.
Dari contoh kasus tersebut inti dari terapi ini adalah penggunaan pribadi terapi yang kapasitas untuk sadar akan dirinya, meningkatkan kesadaran diri yang memotivasi atau mempengaruhi seseorang dan tujuan hidup individu itu (Baldwin, 1987). 



Sumber teori :
-http://www.scribd.com/doc/52277165/Definisi-Konseling-Menurut-Para-Ahli-Serta-Analisisnya
-http://id.wikipedia.org/wiki/Konseling
-http://books.google.co.id/
-sintak.unika.ac.id/staff/blog/uploaded/5811995183/files/konseling&psikoterapi.pptx
-http://smileandsprit.blogspot.com/2013/05/perbedaan-antara-konseling-dan.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tugas Tulisan : Produk Kreatifitas (Kreatifitas dan Keterbakatan)

tugas sofkill 1 matakuliah psikologi dan teknologi internet